Sejarah Jakarta di Pulau Edam menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang berkunjung. Kepulauan Seribu memang menjadi tempat wisata favorit bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya karena di sana mereka bisa melepaskan penat di tengah kesibukan sehari-hari. Salah satu alasannya karena pesona alam yang mempesona dan menyegarkan, berbeda dengan suasana di kota metropolitan ini.

Uniknya, pulau ini tidak hanya memiliki pemandangan yang mempesona, tetapi juga peninggalan sejarah yang unik dan menarik. Pulau Edam memang erat kaitannya dengan sejarah Jakarta sama halnya dengan pulau bidadari yang menarik untuk disimak. Bahkan, banyak misteri yang beredar di pulau ini mengenai kisah kolonial Belanda dengan Batavia, serupa dengan Pulau Minyet, dan Pulau Damar Besar yang juga menyimpan sejarah Jakarta.

Pulau ini tidak hanya digunakan sebagai tempat wisata untuk menghilangkan penat, tapi juga bisa dijadikan tempat untuk lebih memahami sejarah Jakarta. Jadi, Anda bisa memilih Pulau Edam sebagai tempat wisata saat liburan bersama keluarga agar anak-anak tidak hanya berlibur atau bermain, tapi mereka juga mendapatkan pengetahuan yang berharga mengenai sejarah Jakarta di Pulau Edam.

Istana Camphuijs

Salah satu bukti sejarah Jakarta adalah adanya Istana Camphuijs. Johanes Camphuijs, seorang Gubernur Jenderal VOC pada masa 1684-1691 pernah mengubah Pulau Edam menjadi taman yang indah. Taman tersebut dibangun dengan nuansa Jepang yang sangat kuat, dengan rumah peristirahatan dua lantai dan kolam untuk melengkapinya. Dari rumah tersebut, pemandangan hamparan pasir putih dan lautan biru dapat terlihat jelas.

Taman di Pulau Edam ini sempat diabadikan oleh Johannes Rach dalam bentuk sketsa. Sebelumnya, Pulau Edam hanyalah pulau tak berpenghuni, bahkan sering dijadikan tempat singgah bajak laut. Namun, berkat Camphuijs, Pulau Edam disulap menjadi taman yang menyenangkan. Mulai dari sinilah, Pulau Edam memiliki daya tarik sendiri, bukan hanya sebagai pantai tapi juga taman bermain.

Pada masa itu, Gubernur Jenderal Camphuijs dan Kongsi Dagang Belanda VOC sedang menikmati kehidupan yang manis di negeri jajahan. Mereka merampas rempah-rempah dari kawasan Batavia (Jakarta) dan sekitarnya. Kala ini, harga rempah sangatlah tinggi, bahkan lebih tinggi dari emas. Sejarah Jakarta di Pulau Edam inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Mercusuar Vast Licht

Setelah pembangunan taman bernuansa Jepang oleh Gubernur Jenderal Gamphuijs pada tahun 1685. Kemudian, setelah dua abad atau pada tahun 1879, dibangun Mercusuar Vast Licht atas izin Raja ZM Willem III dari Kerajaan Belanda. Menara dengan tinggi 52 meter ini digunakan sebagai penerang lalu lintas laut saat malam hari karena lalu lintas kapal yang cukup padat masa itu.

Pasalnya, pulau ini menjadi gerbang utama atau pulau selamat datang bagi kapal-kapal yang siap berlabuh di Batavia atau Jakarta saat itu. Oleh karena itu, dibutuhkan Mercusuar yang membantu lalu lintas kapal agar aman hingga sampai ke pulau Edam.

Meski dibangun sejak lama, mercusuar ini masih berdiri kokoh. Bahkan, tidak pernah ada sentuhan renovasi dari dulu hingga sekarang. Padahal, pesisir Lamping dan barat Jawa pernah luluh lantak karena Gunung Krakatau. Meski demikian, Mercusuar Vast Licht tetap berdiri kokoh tanpa runtuh sedikit pun.

Itulah tadi informasi mengenai Pulau Edam yang menyimpan banyak kisah bersejarah Jakarta dan sekitarnya. Di sisi lain, pulau ini juga menyimpan potensi alam yang luar biasa sehingga akan membuat Anda ingin kembali setelah kunjungan pertama kali. Untuk merasakan kisah sejarah Jakarta di Pulau Edam, maka And abisa mengunjungi pulau tersebut.